Minggu, 17 Juli 2016

Pelatihan Standaisasi Wasit/Juri Olahraga Tradisional Se Jawa Timur Tahun 2016

Kegiatan 3

Semarak penyelenggaraan lomba-lomba permainan olahraga tradisional di Jawa Timur sudah mulai terasa. Hampir setiap Kabupaten/kota di Jawa Timur mengadakan lomba-lomba olahraga tradisional, khususnya pada peringatan HUT Kemerdekaan Republik Indonesia.  Sebagai salah satu contoh untuk Kota Surabaya, melalui Dinas Pemuda dan Olahraga Kota Surabaya telah mengagendakan setiap tahunnya berupa lomba-lomba olahraga tradisional. Jenis olahraga tradisional yang dilombakan cenderung mengikuti ketentuan yang sudah dibakukan oleh pemerintah, seperti lomba egrang, terompah panjang, hadang, dagongan, dan mulai tahun 2016 ini ditambah dengan cabang olahraga tradisional sumpitan. Hampir semua kecamatan di Kota Surabaya, setiap tahunnya melaksanakan lomba-lomba olahraga tradisional melalui Federasi Olahraga Rereasi Masyarakat Indonesia (FORMI) Kecamatan.

Setiap lomba permainan olahraga tradisional ini di gelar, peserta yang terlibat juga sangat antusias. Hal ini menandakan adanya peningkatan keberhasilan sosialisasi olahraga tradisional kepada masyarakat oleh Dinas Kepemudaan dan Keolahragaan Provinsi Jawa Timur. Gairah Pemerintah Kabupaten/Kota dan seluruh masyarakatnya untuk selalu menyelenggaraan lomba-lomba olahraga tradisional ini semakin meningkat, tentunya harus diimbangi dengan keberadaan kompetensi petugas wasit/juri olahraga tradisional. Agar dalam penyelenggaraan lomba-lomba olahraga tradisional tersebut semakin tertib dan berjalan lancar serta mendapatkan pemenang yang layak dilanjutkan ke perlombaan yang lebih tinggi.

Maraknya kegiatan lomba-lomba olahraga tradisional di Kabupaten/Kota se Jawa Timur dan menyikapi tuntutan masyarakat terhadap perlunya petugas wasit/juri olahraga tradisional yang kompetensi, pada tahun 2016 ini Dinas Kepemudaan dan Keolahragaan Provinsi Jawa Timur menggelar Pelatihan Standarisasi Wasit/Juri Olahraga Tradisional se Jawa Timur. Kegiatan pelatihan ini berlangsung pada tanggal 7 - 8 Maret 2016 di Utami Hotel, Sidoarjo. Pelatihan digelar dalam rangka mengembangkan serta menjaga kelangsungan dan kesinambungan olahraga tradisional sebagai warisan budaya bangsa.
Peserta dihadirkan dari Kabupaten/Kota se Jawa Timur, masing-masing dapat mengirimkan perwakilannya sebanyak 2 (dua) orang dari guru pendidikan jasmani dan olahraga yang memiliki dedikasi tinggi terhadap perkembangan olahraga tradisional. Adapun narasumber teknis kegiatan ini dipercayakan kepada Pengurus Persatuan Olahraga Tradisional Seluruh Indonesia (POTSI) Jawa Timur, yaitu I Wayan Sudarma, S.Pd., MM dan Ir. Biasworo Adisuyanto Aka, MM. Kedua narasumber tersebut telah memiliki sertifikasi nasional dan beberapa kali menjadi wasit/juri di even nasional. Untuk lebih memperkaya khasanah peserta terhadap perkembangan olahraga tradisional di tingkat nasional, Dinas Kepemudaan dan Keolahragaan Provinsi Jawa Timur mengundang pakar olahraga tradisional Prof. Dr. Andun Sundiandoko, S.Pd, Dosen Universitas Negeri Surabaya.

Olahraga tradisional merupakan jenis olahraga yang sudah ada, tumbuh dan berkembang di masyarakat sejak jaman dahulu, diperkirakan sudah ada sejak jaman kerajaan dan mengalami alkulturasi pada jaman penjajahan. Olahraga tradisional merupakan olahraga yang sederhana, mudah dimengerti/dipelajari, biayanya relative murah dibandingkan dengan olahraga modern karena sedikit menggunakan perlengkapan dan peralatan yang dapat dibuat sendiri serta dapat dimainkan di arena terbuka dan tertutup.

 
Kepala Dinas Kepemudaan dan Keolahragaan Provinsi Jawa Timur, saat membuka pelatihan, Senin (7/02/2016) di Hotel Utami, Sidoajo mengatakan, “pelatihan sangat penting dilakukan untuk melestarikan, mengembangkan serta menjaga kelangsungan dan kesinambungan olahraga tradisional, yang merupakan warisan budaya bangsa agar di era globalisasi tidak punah/hilang ditelan jaman dan digantikan dengan permainan modern”. Pelatihan dilakukan juga untuk menjawab bahwa nilai-nilai luhur budaya bangsa di bidang olahraga tradisional dapat diwarisi dan digemari oleh seluruh masyarakat dan khususnya generasi muda, bahkan sebagai gaya hidup sehari-hari. “Olahraga tradisional merupakan permainan rakyat sebagai  aset  budaya bangsa yang memiliki unsur olah fisik tradisional yang dapat dilakukan secara baik dan menyenangkan serta makin digemari oleh masyarakat” tambah Supratomo dalam sambutannya.

Supratomo juga menambahkan, bahwa langkah awal yang harus diberikan terlebih dahulu adalah dengan menyiapkan wadah dan kemudian wasit/juri yang kualitas sumber daya  manusianya dengan berbasis kompetensi. Upaya mewujudkan tujuan tersebut tentunya dapat dilakukan dengan berbagai cara diantaranya dengan melakukan pembinaan dan pelatihan secara berkesinambungan. Menurut beliau, olahraga tradisional adalah permainan yang dapat dimainkan mulai dari kalangan anak-anak sampai orang dewasa sesuai dengan karakter permainannya. Awalnya, olahraga ini dilakukan sebagai pengisi waktu luang karena sangat menyenangkan dan tidak membutuhkan biaya banyak, antara lain seperti olahraga hadang, egrang, terompah panjang, dagongan dan sumpitan. Saat sekarang ini menjadi ajang permainan menarik yang selalu dilombakan untuk mencai pemain yang terbaik dan tercepat pada jenis permainannya.

Seiring dengan perkembangannya jaman yang semakin maju, olahraga tradisional banyak digemari oleh masyarakat sebagai wujud kepedulian serta turut menjaga kelestariannya. Olahraga tradisonal ini di daerah Kabupaten/Kota semakin berkembang dan dincintai/digemari oleh seluruh lapisan masyarakat, dan bahkan proses pelaksanaannya sudah sesuai dengan standart peraturan yang telah ditetapkan oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga RI. Oleh sebab itu,  Dispora Privinsi Jawa Timur  melalui Bidang Pengembangan Olahraga Rekreasi selalu menyelenggarakan pelatihan ini sebagai pemenuhan kebutuhan wasit/juri yang berkompeten.

Kabid Pengembangan Olahraga Rekreasi, Ibu Hartiin mengatakan, dengan pelaksanaan pelatihan wasit/juri olahraga tradisional diharapkan dapat meningkatkan kualitas pembinaan olahraga tradisional yang ada di daerah sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan. Pelatihan digelar sebagai tolok ukur menambah pengetahuan dan wawasan di bidang wasit/juri olahraga tradisional, sekaligus menyosialisasikan peraturan olahraga tradisional. Hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi kesalahpahaman di masyarakat serta dapat menciptakan kompetisi yang kondusif. Selain itu, menumbuhkan dan memberikan semangat kepada masyarakat serta mendorong generasi muda untuk ikut berperan aktif mengembangkan keberadaan olahraga tradisional yang dimiliki daerahnya.

Bagi wasit, pelatihan dilakukan untuk membentuk dan melahirkan individual wasit/juri yang profesional, menciptakan wasit/juri yang mempunyai kesamaan visi untuk memajukan olahraga tradisional, meningkatkan kualitas pembinaan olahraga tradisional yang ada di daerah, melestarikan dan mengembangkan olahraga tradisional agar tidak punah ditelan jaman, serta dapat disejajarkan dengan olahraga lainnya.

Praktek perwasitan/penjurian dilaksanakan keesokan harinya (08/02/2016) dihalaman belakang Hotel Utami. Lokasinya sangat luas dan sangat memungkinkan untuk dilaksanakan praktek kelima permainan olahraga tradisional yang akan diperlombakan pada pelaksanaan Invitasi Olahraga Tradisional se Jawa Timur tahun 2016 di Kabupaten Tuban. Kelima permainan olahraga tradisional yang menjadi materi praktek olahraga tradisional tahun 2016 ini adalah hadang, egrang, dagongan, dan terompah panjang, serta diperkenalkannya permainan olahraga tradisional baru yaitu sumpitan. Praktek dilaksanakan tepat pukul 07.30 wib sampai dengan pukul 13.00 wib dilanjutkan evaluasi pelaksanaan di dalam ruang pertemuan. (aka/rahmat)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar