Semarak penyelenggaraan lomba-lomba
permainan olahraga tradisional di Jawa Timur sudah mulai terasa. Hampir setiap
Kabupaten/kota di Jawa Timur mengadakan lomba-lomba olahraga tradisional,
khususnya pada peringatan HUT Kemerdekaan Republik Indonesia. Sebagai salah satu contoh untuk Kota Surabaya,
melalui Dinas Pemuda dan Olahraga Kota Surabaya telah mengagendakan setiap
tahunnya berupa lomba-lomba olahraga tradisional. Jenis olahraga tradisional
yang dilombakan cenderung mengikuti ketentuan yang sudah dibakukan oleh
pemerintah, seperti lomba egrang, terompah panjang, hadang, dagongan, dan mulai
tahun 2016 ini ditambah dengan cabang olahraga tradisional sumpitan. Hampir
semua kecamatan di Kota Surabaya, setiap tahunnya melaksanakan lomba-lomba
olahraga tradisional melalui Federasi Olahraga Rereasi Masyarakat Indonesia
(FORMI) Kecamatan.
Setiap lomba permainan olahraga
tradisional ini di gelar, peserta yang terlibat juga sangat antusias. Hal ini
menandakan adanya peningkatan keberhasilan sosialisasi olahraga tradisional
kepada masyarakat oleh Dinas Kepemudaan dan Keolahragaan Provinsi Jawa Timur.
Gairah Pemerintah Kabupaten/Kota dan seluruh masyarakatnya untuk selalu
menyelenggaraan lomba-lomba olahraga tradisional ini semakin meningkat,
tentunya harus diimbangi dengan keberadaan kompetensi petugas wasit/juri
olahraga tradisional. Agar dalam penyelenggaraan lomba-lomba olahraga
tradisional tersebut semakin tertib dan berjalan lancar serta mendapatkan
pemenang yang layak dilanjutkan ke perlombaan yang lebih tinggi.
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi8Hj7HmCUQfTawFZ_hN59IvWjtFya04kg1bEfanzlAVpudYC8VF_4PKUJXBDd1HpEWWBXcaQ0RvIE8vezN6ez2g4MhtC4m9gahSXUudiPHcBfkrC9a5GsEtr9wxJ_X6TuADtHnSnaHr_hU/s320/edit5.jpg)
Peserta dihadirkan dari
Kabupaten/Kota se Jawa Timur, masing-masing dapat mengirimkan perwakilannya
sebanyak 2 (dua) orang dari guru pendidikan jasmani dan olahraga yang memiliki
dedikasi tinggi terhadap perkembangan olahraga tradisional. Adapun narasumber teknis
kegiatan ini dipercayakan kepada Pengurus Persatuan Olahraga Tradisional
Seluruh Indonesia (POTSI) Jawa Timur, yaitu I Wayan Sudarma, S.Pd., MM dan Ir.
Biasworo Adisuyanto Aka, MM. Kedua narasumber tersebut telah memiliki
sertifikasi nasional dan beberapa kali menjadi wasit/juri di even nasional.
Untuk lebih memperkaya khasanah peserta terhadap perkembangan olahraga
tradisional di tingkat nasional, Dinas Kepemudaan dan Keolahragaan Provinsi
Jawa Timur mengundang pakar olahraga tradisional Prof. Dr. Andun Sundiandoko,
S.Pd, Dosen Universitas Negeri Surabaya.
Olahraga tradisional merupakan
jenis olahraga yang sudah ada, tumbuh dan berkembang di masyarakat sejak jaman
dahulu, diperkirakan sudah ada sejak jaman kerajaan dan mengalami alkulturasi
pada jaman penjajahan. Olahraga tradisional merupakan olahraga yang sederhana,
mudah dimengerti/dipelajari, biayanya relative murah dibandingkan dengan
olahraga modern karena sedikit menggunakan perlengkapan dan peralatan yang
dapat dibuat sendiri serta dapat dimainkan di arena terbuka dan tertutup.
Kepala Dinas Kepemudaan dan
Keolahragaan Provinsi Jawa Timur, saat membuka pelatihan, Senin (7/02/2016) di
Hotel Utami, Sidoajo mengatakan, “pelatihan sangat penting dilakukan untuk
melestarikan, mengembangkan serta menjaga kelangsungan dan kesinambungan
olahraga tradisional, yang merupakan warisan budaya bangsa agar di era
globalisasi tidak punah/hilang ditelan jaman dan digantikan dengan permainan
modern”. Pelatihan dilakukan juga untuk
menjawab bahwa nilai-nilai luhur budaya bangsa di bidang olahraga tradisional
dapat diwarisi dan digemari oleh seluruh masyarakat dan khususnya generasi
muda, bahkan sebagai gaya hidup sehari-hari. “Olahraga tradisional merupakan
permainan rakyat sebagai aset budaya bangsa yang memiliki unsur
olah fisik tradisional yang dapat dilakukan secara baik dan menyenangkan serta
makin digemari oleh masyarakat” tambah Supratomo dalam sambutannya.
Supratomo juga menambahkan, bahwa langkah
awal yang harus diberikan terlebih dahulu adalah dengan menyiapkan wadah dan
kemudian wasit/juri yang kualitas sumber daya manusianya dengan berbasis
kompetensi. Upaya mewujudkan tujuan tersebut tentunya dapat dilakukan dengan
berbagai cara diantaranya dengan melakukan pembinaan dan pelatihan secara
berkesinambungan. Menurut beliau, olahraga tradisional adalah permainan yang
dapat dimainkan mulai dari kalangan anak-anak sampai orang dewasa sesuai dengan
karakter permainannya. Awalnya, olahraga ini dilakukan sebagai pengisi waktu
luang karena sangat menyenangkan dan tidak membutuhkan biaya banyak, antara
lain seperti olahraga hadang, egrang, terompah panjang, dagongan dan sumpitan.
Saat sekarang ini menjadi ajang permainan menarik yang selalu dilombakan untuk
mencai pemain yang terbaik dan tercepat pada jenis permainannya.
Seiring dengan perkembangannya jaman yang
semakin maju, olahraga tradisional banyak digemari oleh masyarakat sebagai
wujud kepedulian serta turut menjaga kelestariannya. Olahraga tradisonal ini di
daerah Kabupaten/Kota semakin berkembang dan dincintai/digemari oleh seluruh
lapisan masyarakat, dan bahkan proses pelaksanaannya sudah sesuai dengan
standart peraturan yang telah ditetapkan oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga
RI. Oleh sebab itu, Dispora Privinsi
Jawa Timur melalui Bidang Pengembangan Olahraga
Rekreasi selalu menyelenggarakan pelatihan ini sebagai pemenuhan kebutuhan
wasit/juri yang berkompeten.
Kabid Pengembangan Olahraga Rekreasi,
Ibu Hartiin mengatakan, dengan pelaksanaan pelatihan wasit/juri olahraga
tradisional diharapkan dapat meningkatkan kualitas pembinaan olahraga
tradisional yang ada di daerah sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan. Pelatihan
digelar sebagai tolok ukur menambah pengetahuan dan wawasan di bidang
wasit/juri olahraga tradisional, sekaligus menyosialisasikan peraturan olahraga
tradisional. Hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi kesalahpahaman di
masyarakat serta dapat menciptakan kompetisi yang kondusif. Selain itu,
menumbuhkan dan memberikan semangat kepada masyarakat serta mendorong generasi
muda untuk ikut berperan aktif mengembangkan keberadaan olahraga tradisional
yang dimiliki daerahnya.
Bagi wasit, pelatihan dilakukan untuk
membentuk dan melahirkan individual wasit/juri yang profesional, menciptakan
wasit/juri yang mempunyai kesamaan visi untuk memajukan olahraga tradisional,
meningkatkan kualitas pembinaan olahraga tradisional yang ada di daerah,
melestarikan dan mengembangkan olahraga tradisional agar tidak punah ditelan
jaman, serta dapat disejajarkan dengan olahraga lainnya.
Praktek perwasitan/penjurian dilaksanakan
keesokan harinya (08/02/2016) dihalaman belakang Hotel Utami. Lokasinya sangat
luas dan sangat memungkinkan untuk dilaksanakan praktek kelima permainan
olahraga tradisional yang akan diperlombakan pada pelaksanaan Invitasi Olahraga
Tradisional se Jawa Timur tahun 2016 di Kabupaten Tuban. Kelima permainan
olahraga tradisional yang menjadi materi praktek olahraga tradisional tahun
2016 ini adalah hadang, egrang, dagongan, dan terompah panjang, serta
diperkenalkannya permainan olahraga tradisional baru yaitu sumpitan. Praktek
dilaksanakan tepat pukul 07.30 wib sampai dengan pukul 13.00 wib dilanjutkan
evaluasi pelaksanaan di dalam ruang pertemuan. (aka/rahmat)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar