Assalamualaikum Warahmatullah Wabarakatuh
“Kebutuhan
menjalin koordinasi dan kolaborasi adalah nomor satu dalam berorganisasi,
karena jika suatu organisasi atau unit di dalam suatu organisasi hanya berdiri
sendiri, perkembangan unit atau organisasi tersebut relatif sangat lambat”
demikian salah satu arahan Bapak Kepala Dinas Kepemudaan dan Keolahragaan
Provinsi Jawa Timur, Drs. Supratomo, M.Si. pada saat pelaksanaan apel pagi.
Beliau sangat ingin menjadikan koordinasi ini menjadi kebiasaan yang positif
yang dilakukan oleh pejabat eselon sampai dengan pelaksana. Di dalam kegiatan
manajemen apapun baik di pemerintah maupun swasta semakin banyak komunitas dan
jaringan yang diciptakan, akan semakin terbuka luas keuntungan yang bisa
didapat. “Kesadaran melakukan koordinasi dan membuat kolaborasi mutlak dibangun
karena musuh kemajuan dari organisasi adalah kekurangan informasi” tambah Pak
Tom, panggilan akrab bapak Supratomo disela-sela arahannya. Selain itu, sadar
melakukan koordinasi dan kolaborasi ini juga bertujuan untuk saling
membangkitkan semangat kebersamaan ketika terjadi masalah di tengah-tengah
kegiatan organisasi. Peluang ini juga bisa berimplikasi menjadi lebih baik
dengan mengoptimalkan pencarian akses informasi secara bersama-sama.
Pak Tom sebagai kepala DISPORA Jawa Timur tetap committed dan
konsisten, tidak hanya dalam penyampaian setiap apel pagi beliau selalu
menekankan “budaya koordinasi” untuk selalu dilakukan oleh setiap pejabat dan
pelaksana, tetapi beliau juga mengawali dalam setiap memutuskan sesuatu selalu
melalui koordinasi. Dalam setiap rapat koordinasinya beliau juga tidak lupa
selalu menyampaikan pentingnya berkoordinasi dalam menyelesaikan
masalah. “Koordinasi adalah salah satu fungsi manajemen yang tidak bisa
terpisah dari fungsi manajemen lainnya karena fungsi koordinasi adalah fungsi
yang menghubungkan fungsi-fungsi manajemen lainnya” kata Pak Tom disela
penjelasannya terkait dengan pentingnya berkoordinasi dan harus membudaya tidak
hanya di lingkup Bidang, tetapi juga diharapkan membudaya sampai ke pejabat
eselon IV dan pelaksananya. “Dengan berkoordinasi, maka kita sudah melakukan
fungsi manajemen yang paling penting” Tambahnya. Dengan mengoptimalkan fungsi
koordinasi, organisasi akan menjadi semakin baik dan menghindari resiko yang
mengancam organisasi.
Banyak
hal yang dapat diselesaikan dengan cara membangun koordinasi, dan cara tersebut
sudah diterapkan oleh Pak Tom dalam menyelesaikan banyak hal, walaupun beliau
baru beberapa bulan menjabat sebagai Kepala Dinas Kepemudaan dan Keolahragaan
Provinsi Jawa Timur. Tidak hanya koordinasi secara internal saja yang beliau
lakukan, tetapi beberapa koordinasi eksternalpun sudah beliau lakukan adalah
dengan mengundang seluruh induk organisasi olahraga di Jawa Timur, yaitu
Pengprov. Cabang Olahraga di Jawa Timur. Koordinasi ini dengan cara mengundang
semua cabang olahraga sebanyak 3 (tiga) gelombang. Tujuan rapat koordinasi
dengan Pengprov. Cabang olahraga adalah untuk mengevaluasi penurunan hasil
perolehan medali atlet pelajar Jawa Timur pada pelaksanaan Pekan Olahraga
Pelajar Nasional (POPNAS) Tahun 2015 di Bandung Jawa Barat. Penurunan perolehan
medali ini secara otomatis berdampak kepada penurunan peringkat kontingen Jawa
Timur yang semula berada pada peringkat pertama menjadi peringkat ketiga. Hasil
evaluasi akan menjadi dasar kajian dalam rangka pemenangan pelaksanaan POPNAS
kedepan.
Beliau
juga sudah melakukan koordinasi dalam upaya melakukan pembinaan supporter
sampai lapisan paling bawah. Beliau mengundang beberapa pimpinan supporter di
Jawa Timur sebagai kelanjutan memenuhi keinginan Gubernur Jawa Timur, yang
berkeinginan dan terus mengupayakan pembinaan dan penertiban kepada para
supporter sepak bola di Jawa Timur. Bapak Gubernur Jawa Timur sangat memimpikan
terciptanya perdamaian diantara siporter sepak bola Jawa Timur yang begitu
fanatic dalam memberikan dukungan kepada klubnya masing-masing.
Koordinasi
secara internal dalam ruang lingkup pekerjaan juga beliau lakukan, yaitu upaya
menyelesaikan perubahan struktur SKPD Dinas Kepemudaan dan Keolahragaan
Provinsi Jawa Timur, mulai dalam penyusunan kajian akademi sampai dengan
nomenklatur tugas, pokok fungsi Sekretaris, seluruh Bidang, dan Kepala Sub
Bagian serta Kepala Seksi yang mengalami
perubahan. Perubahan ini sebagai tindak lanjut diberlakukannya Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah, membawa perubahan yang
signifikan terhadap pembentukan perangkat daerah, dengan prinsip tepat fungsi,
tepat ukuran berdasarkan beban kerja yang sesuai dengan kondisi nyata
dimasing-masing daerah. Hal ini sejalan dengan prinsip penataan organisasi
perangkat daerah yang rasional, peroporsional, efektif dan efisien. Pembentukan
perangkat daerah harus mempertimbangkan factor keuangan, jumlah penduduk,
kemampuan keuangan daerah serta besaran beban tugas sesuai dengan urusan
pemerintahan yang diserahkan kepada daerah sebagai mandat yang wajib
dilaksanakan oleh setiap daerah melalui perangkat daerah.
Bahkan
tidak kalah pentingnya, upaya menyikapi menurunnya nilai SAKIP Dinas Kepemudaan
dan Keolahragaan Provinsi Jawa Timur Tahun 2015 dari nilai “B+” menjadi nilai
“B”, serta menindak lanjuti Pra Evaluasi SAKIP (System Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah) pada bulan April 2016, Dispora Provinsi Jawa Timur
mengambil langkah melakukan perubahan Visi dan Misi serta Indikator Kinerja
Utama (IKU). Adapun Visi perubahan adalah “ Terwujudnya Pemuda dan Olahraga
yang berkarakter, berdaya saing dan berprestasi”, dan agar supaya Visi lembaga
ini dapat tercapai dengan baik, perlu ditompang dengan 2 (dua) Misi, yaitu yang
pertama adalah “Mewujudkan pelayanan kepemudaan untuk penyadaran, pemberdayaan,
dan pengembangan kepemimpinan, kewirausahaan, dan kepeloporan” dan yang kedua
adalah “Mewujudkan tatakelola keolahragaan secara sistematis, terpadu,
berjenjang, berkelanjutan dan berbasis IPTEK”.
Beberapa koordinasi yang dilaksanakan oleh Bapak
Kepala Dinas dijajaran pejabat eselon III, sebelumnya dilakukan proses
koordinasi di tingkat pejabat eselon IV dengan pelaksana di bawahnya. Dengan
berkoordinasi berarti mengikat, mempersatukan, dan menyelaraskan semua
aktivitas dan usaha. Berjalannya proses koordinasi ini secara baik mulai dari
bawah sampai ke pimpinan teratas, dapat disimpulkan bahwa fungsi manajemen
dalam organisasi ini sudah berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Harapan yang diingin Pak Tom dalam memimpin
SKPD ini adalah menjadikan koordinasi ini membudaya di lingkungan Dinas
Kepemudaan dan Keolahragaan Provinsi Jawa Timur. Sebenarnya Inti dari fungsi
koordinasi adalah komunikasi, mengapa
komunikasi yang menjadi inti dari fungsi koordinasi ? Karena dengan komunikasi,
semua orang mampu melakukan hubungan dengan orang lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar